Hillary Clinton: Kritik Tajam terhadap Pemerintahan Trump

Pada suatu hari, Hillary Clinton memberikan pendapatnya yang jujur tentang pemerintahan Presiden Donald Trump. “Sebelum pemilihan, saya sudah memperingatkan bahwa tidak ada tempat yang aman di bawah rezim otoriter,” tulis mantan sekretaris negara dan kandidat presiden Demokrat tahun 2016 itu di X, yang dulunya bernama Twitter.

Kebebasan di Bawah Ancaman

Clinton menyoroti ketidakpatuhan pemerintahan Trump terhadap perintah Mahkamah Agung untuk “memfasilitasi” kembalinya Kilmar Abrego Garcia, seorang pria asal Maryland dengan status legal yang dilindungi yang salah deportasi ke penjara El Salvador yang terkenal. “Jika mereka bisa mengirim Kilmar Abrego Garcia ke penjara luar negeri — tanpa tuduhan apa pun, tanpa persidangan — mereka bisa melakukannya kepada siapa pun,” lanjutnya.

Panggilan Pemberontakan

Clinton mengakhiri pernyataannya dengan ajakan untuk bertindak, mendorong "orang-orang Amerika yang punya nurani” untuk berdiri dan melawan pemerintahan saat ini. Meski Departemen Kehakiman menyatakan deportasi Abrego Garcia adalah “kesalahan administratif,” namun mereka tetap mempertahankan bahwa mereka tidak bisa membawa dia kembali ke Amerika Serikat.

Kembali ke Tanah Air

Setelah Mahkamah Agung mengeluarkan perintah untuk mengembalikan Abrego Garcia ke Amerika Serikat, penasihat Gedung Putih, Stephen Miller, muncul di Fox News dan mengatakan bahwa mereka sudah menang dalam kasus ini. Namun kenyataannya adalah bahwa Mahkamah Agung hanya merilis perintah tanpa penolakan yang menyatakan tindakan harus diambil untuk mengembalikan Abrego Garcia ke Amerika Serikat.

Kesimpulan yang Tegas

Akibat tindakan pemerintahan Trump yang mengecewakan tersebut, wakil rakyat Jasmine Crockett berkomentar bahwa dirinya merasa seperti berada dalam hubungan yang merugikan. “Saya pikir semua orang Amerika merasa seperti kita berada dalam hubungan yang merugikan dengan pemerintahan ini, juga dengan Mahkamah Agung,” ucapnya.

Sumber inspirasi: Yahoo Entertainment