Reaksi Jeffrey Goldberg terhadap Rencana Serangan Yanbu yang Tidak Sah

Ditulis pada 2025-03-25 21:19:17 oleh jamterbang Team

Jeffrey Goldberg, editor-in-chief dari Atlantic, merasa terkejut ketika tanpa sengaja diikutsertakan dalam obrolan di Signal yang membahas rencana rahasia untuk menyerang Houthi di Yaman oleh pemimpin keamanan nasional pemerintahan Trump. Meskipun sebelumnya mengira ini hanyalah upaya menyesatkan, Goldberg kemudian dikonfirmasi keaslian pesan tersebut oleh juru bicara Dewan Keamanan Nasional. Pemakaian platform teknologi seperti Signal untuk berbagi informasi sensitif di antara pejabat pemerintah tidak diotorisasi, hal ini menjadi kejutan bagi Goldberg. "Ini adalah pelanggaran yang belum pernah saya lihat sebelumnya," tulis Goldberg. Tindakan tersebut terjadi dua jam sebelum AS menjatuhkan bom mereka.

Reaksi Jeffrey Goldberg terhadap Rencana Serangan Yanbu yang Tidak Sah - reaksi 1

Reaksi Goldberg dan Pengungkapan Langka

Goldberg mengungkapkan rasa kagetnya atas fakta bahwa para pemimpin keamanan nasional Amerika Serikat berkomunikasi di Signal mengenai rencana perang yang sedang berlangsung. Meskipun awalnya ia mencurigai upaya pemalsuan cerita oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, konfirmasi dari pihak berwenang membuatnya terkejut. Penerbangan bom oleh AS hanya berlangsung beberapa jam setelah pesan tersebut diterima.

Pentingnya Penggunaan Platform Komunikasi yang Aman

Kasus ini memberikan pelajaran tentang pentingnya menggunakan platform komunikasi yang aman dan terenkripsi terutama saat berbagi informasi rahasia di antara pejabat pemerintah. Peristiwa ini juga menunjukkan betapa mudahnya informasi sensitif bocor melalui platform yang tidak dijamin keamanannya.

Kesimpulan

Pengungkapan rencana serangan di Yaman secara tidak sah melalui jalur komunikasi yang tidak terotorisasi merupakan pelanggaran yang membuat heboh. Kejadian ini menjadi pembelajaran bagi pihak terkait tentang pentingnya menjaga keamanan informasi yang disebarkan. Dengan demikian, diharapkan tindakan serupa tidak terulang di masa depan.

Sumber inspirasi: TechCrunch

powered by jamterbang.com