Setelah muncul laporan tentang kemunduran pada produksi pesawat 737 MAX, Boeing membantah adanya penurunan produksi. Kabar yang beredar menyebutkan bahwa target produksi utama telah tercapai namun kemudian terhambat oleh keterlambatan industri. Progres Boeing dalam mencapai batas produksi 38 pesawat per bulan, yang ditetapkan oleh Federal Aviation Administration setelah insiden ledakan di udara setahun yang lalu, sangat penting bagi pemulihan produsen pesawat tersebut dari serangkaian krisis.

Menurut laporan dari The Air Current, produksi pesawat terlaris Boeing telah mencapai 38 pesawat pada bulan Februari lalu namun kemudian turun menjadi 31 pesawat per bulan akibat keterlambatan dalam pemasangan sistem sayap. Meski begitu, juru bicara Boeing menegaskan bahwa program 737 tidak mencapai tingkat produksi 38 pesawat per bulan pada tahun Ini, dan produksi tidak dikurangi. Menurut laporan, masih ada banyak tugas perakitan yang tertunda dalam pemasangan sistem sayap, yang berlanjut hingga bulan Maret.
Boeing berharap dapat kembali mencapai kecepatan produksi 38 pesawat per bulan dan kemudian melanjutkan ke 42 dalam waktu dekat. CEO Ryanair, Michael O'Leary, mengungkapkan bahwa Boeing telah memproduksi 32 pesawat MAX pada bulan Maret dan berencana mencapai 38 pesawat per bulan pada akhir April. Target selanjutnya adalah mencapai produksi 42 pesawat per bulan pada bulan September atau Oktober, serta 48 pesawat dalam 12-18 bulan ke depan. Sungguh menarik, bukan?
Kesimpulannya, meskipun terdapat tantangan dalam produksi pesawat 737 MAX, Boeing tetap berusaha untuk meningkatkan produksi dengan fokus pada stabilitas dan kualitas. Semoga target produksi yang diinginkan dapat segera tercapai dan menguntungkan bagi semua pihak terkait. Sumber inspirasi: Yahoo Finance.
powered by jamterbang.com